Di tengah krisis lingkungan dan meningkatnya kebutuhan manusia, dunia mulai meninggalkan model ekonomi lama yang berlandaskan prinsip ambil–pakai–buang. Model linear tersebut terbukti menciptakan timbulan sampah besar, menghabiskan sumber daya, dan mempercepat kerusakan lingkungan.
Sebagai respons, muncullah pendekatan baru yang lebih berkelanjutan: Circular Economy.
Circular Economy menawarkan cara berpikir baru dalam memproduksi, menggunakan, dan mengelola sumber daya—dengan tujuan memperpanjang umur pakai produk, memaksimalkan nilai material, serta mengurangi limbah seminimal mungkin.
Apa Itu Circular Economy?
Circular Economy adalah model ekonomi yang memastikan nilai produk, material, dan sumber daya dapat dipertahankan selama mungkin. Konsep ini berupaya:
- Mengurangi produksi limbah
- Menggunakan kembali, memperbaiki, atau mendaur ulang produk
- Mendesain ulang material agar bisa dipakai berkali-kali
- Mengembalikan sumber daya kembali ke alam melalui regenerasi
Dengan prinsip ini, Circular Economy tidak hanya berbicara tentang daur ulang, tetapi juga membangun sistem ekonomi yang lebih tahan lama, efisien, dan ramah lingkungan.
Mengapa Circular Economy Penting?
Di Indonesia, Circular Economy sangat relevan. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, timbulan sampah nasional tahun 2021 mencapai 68,5 juta ton, dengan sekitar 64,52% yang berhasil dikelola. Dari angka ini, terdapat potensi ekonomi hingga Rp 426 miliar jika dikelola dengan pendekatan sirkular.
Selain masalah sampah, penerapan Circular Economy membantu menjawab tantangan nasional seperti:
- Ketergantungan pada sumber daya alam yang menipis
- Meningkatnya emisi karbon
- Kerusakan lingkungan
- Kesenjangan efisiensi industri
Dengan pendekatan sirkular, Indonesia dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Circular Economy di Indonesia
Indonesia mulai mengadopsi Circular Economy dalam kebijakan nasional, terutama dalam pengelolaan sampah, energi terbarukan, dan industri hijau. Pendekatan ini sangat relevan mengingat jumlah timbulan sampah nasional yang besar, serta peluang ekonomi dari pemanfaatan ulang material.
Dengan penerapan yang tepat, Circular Economy dapat:
- Menciptakan lapangan kerja hijau
- Mengurangi beban TPA
- Mendorong usaha lokal berbasis daur ulang
- Menekan emisi karbon dalam jangka panjang
Menuju Masa Depan Berkelanjutan dengan Circular Economy
Circular Economy bukan hanya strategi lingkungan, tetapi fondasi pembangunan masa depan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat, Indonesia dapat membangun ekosistem ekonomi yang lebih tangguh, efisien, dan ramah lingkungan.
Perubahan dimulai dari cara kita merancang, menggunakan, dan mengelola setiap sumber daya.
Dengan Circular Economy, kita tidak hanya mengurangi dampak buruk, tetapi juga menciptakan nilai baru bagi generasi mendatang.
T.CARE membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya untuk perusahaan di Indonesia yang ingin mengimplementasikan program CSR/TJSL berbasis Circular Economy.
Kami membantu perusahaan merancang dan menjalankan program pemberdayaan yang berdampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan.
Mari bersama menciptakan ekosistem yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
Hubungi kami untuk memulai kolaborasi.
Reference
Ariesandi, J. F., Lasril, Y., Hakim, M., Indriani, F. D., & Jenyvita, C. (2025). Buku Saku Circular Economy.
Defitri, M. (2023). Ekonomi Sirkular dalam Pengelolaan Sampah. Waste4change. https://waste4change.com/blog/ekonomi-sirkular-dalam-pengelolaan-sampah/
Low Carbon Development Indonesia, L. (2025). Ekonomi Sirkular. Kementerian PPN/Bappenas. https://lcdi-indonesia.id/ekonomi-sirkular#:~:text=Konsep Ekonomi Sirkular,banyak dengan menggunakan lebih sedikit.





