CSR Sudah Lama, ESG Sedang Naik Daun. Kata Siapa? Lalu, Apa Bedanya?

October 21, 2025
Yayasan Tunasmuda Care

Selama bertahun-tahun, istilah CSR (Corporate Social Responsibility) telah menjadi wajah kepedulian perusahaan. Melalui CSR, perusahaan hadir di tengah masyarakat: menjalankan program sosial, mendukung pendidikan, memberdayakan UMKM, hingga menanam pohon di sekitar wilayah operasional.

CSR berbicara dengan bahasa empati —> bahasa yang dimengerti oleh masyarakat, komunitas, dan mitra lokal. Namun kini, ada istilah baru yang semakin ramai dibicarakan: ESG (Environmental, Social, Governance).

Banyak yang mengira ESG hanyalah “versi baru” dari CSR. Padahal, keduanya punya fokus dan audiens yang berbeda. CSR lebih menekankan bagaimana perusahaan peduli, sedangkan ESG menekankan bagaimana perusahaan dikelola secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.


🔎 CSR vs ESG: Siapa Bicara ke Siapa?

Kalau CSR berbicara kepada masyarakat dan komunitas lokal, maka ESG berbicara kepada investor, regulator, dan pasar global.

CSR menunjukkan niat baik — kegiatan sosial, pelestarian lingkungan, hingga donasi. Sementara ESG menunjukkan kinerja nyata — data emisi karbon, kebijakan gender, hingga praktik tata kelola perusahaan.

Bayangkan begini:

  • CSR adalah aksi nyata di lapangan,
  • ESG adalah laporan dan strategi yang menunjukkan bagaimana aksi itu dijalankan dan diukur.

Keduanya tidak bisa berdiri sendiri. CSR membangun kepercayaan sosial, sedangkan ESG membangun kepercayaan finansial dan reputasi global.


🌱 Dari Aktivitas Sosial ke Strategi Keberlanjutan

Di Indonesia, pergeseran ini mulai terasa. Banyak perusahaan tidak lagi cukup membuat laporan CSR, tetapi juga menyusun laporan keberlanjutan (sustainability report) yang mengacu pada standar ESG global seperti GRI, SASB, atau TCFD.

Contohnya:

  • Perusahaan energi kini melaporkan roadmap menuju Net Zero Emission.
  • Perbankan mulai menerapkan prinsip green financing untuk mendukung proyek ramah lingkungan.
  • FMCG semakin transparan dalam mengelola limbah plastik dan rantai pasok berkelanjutan.

Semua ini menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan lagi sekadar aktivitas sosial yang baik dilakukan, tetapi sudah menjadi bagian dari strategi bisnis inti.


🤝 Menjembatani Dua Dunia

Pertanyaan pentingnya: bagaimana cara perusahaan menjembatani CSR yang membumi dan ESG yang strategis?

Beberapa langkah kunci:

  1. Integrasikan CSR dalam kerangka ESG. Jadikan program sosial dan lingkungan yang telah berjalan sebagai bagian dari indikator ESG perusahaan.
  2. Fokus pada dampak, bukan sekadar kegiatan. Setiap kegiatan CSR perlu diukur: apa hasil nyatanya terhadap ekonomi lokal, lingkungan, atau kualitas hidup masyarakat.
  3. Gunakan data untuk bercerita. Kombinasikan human stories dari lapangan dengan data ESG untuk membangun narasi yang kuat dan kredibel.
  4. Bangun komunikasi lintas audiens. CSR bicara dengan masyarakat, ESG bicara dengan investor, keduanya perlu bahasa yang saling mendukung.

Dengan pendekatan ini, perusahaan tidak hanya “terlihat peduli”, tetapi juga “terbukti berkelanjutan”.


✨ Pada Akhirnya…

Baik CSR maupun ESG lahir dari semangat yang sama: menjadikan bisnis sebagai kekuatan untuk kebaikan. CSR membuat perusahaan diterima oleh masyarakat. ESG membuat perusahaan dipercaya oleh dunia.

Keduanya bukan untuk dipertentangkan, tetapi untuk disinergikan.

Karena di era sekarang, keberlanjutan bukan sekadar tentang doing good, tetapi tentang doing good — and proving it.


Source: Newsletter CSRiousThoughts by Luthfiah FM

Partnership Contact:

Luthfiah FM
Corporate Partnership & Sustainability T.CARE
luthfiah@tcare.id
+628116601230